Judul :
Generasi Muda yang peduli
Sasaran :
Masyarakat daerah sub urban atau pinggiran kota
Karakter
atau mental seseorang dibangun dari lingkungan tempat mereka tinggal. Adapun
orang yang tinggal di lingkungan tertata seperti perumahan atau ya sebut
sajalah berkecukupan apapun kebutuhannya maka ia akan cenderung memiliki sikap
lebih lemah dan kurang dapat menguasai diri akan kejamnya kehidupan. Sebaliknya
orang yang hidup dengan keadaan serba kekurangan, tinggal di daerah yang rawan
akan kejahatan, membanting tulang hanya untuk mendapatkan sesuap penghidupan,
maka ia lebih siap dalam menghadapi segala kondisi yang mengharuskannya hidup
lebih berat daripada mereka yang berkecukupan. Bukanlah mereka yang
menginginkan kehidupan kejam seperti itu, namun keadaanlah yang memang memaksa
mereka menerima kenyataan pahit tersebut. Kata kunci dari pernyataan ini adalah
kemiskinan.
Permasalahan
tentang kemiskinan merupakan warisan sejarah yang tak kunjung usai, sebab dari
dahulu kala sampai saat ini terus berlangsung secara terus menerus. Satu kata
kemiskinan bercabang pada masalah lainnya, seperti dalam hal fasilitas
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Mereka
seharusnya terpelihara oleh negara, namun apa daya mengais-ngais perhatian dari
pemegang kebijakan di negeri ini. Mereka lebih suka memakan kertas-kertas bukti
identitas penduduk suatu negara untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa
memikirkan orang-orang dibawahnya. Keadilan adalah suatu kata yang tepat untuk
mereka dapatkan
Kita
sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentunya memiliki kecerdasan
intelektual berkewajiban peduli dan mau memikirkan masyarakat dengan kondisi
seperti ini. Bukan hanya untuk duduk dibangku ruang kuliah dan mendengarkan apa
yang dosen berikan. Pikiran boleh jalan, tetapi hati adalah nadi dari seseorang
untuk merasakan berbagai kondisi disekitar kita, sebagai makhluk soaial yang
harus saling tolong-menolong. Lantas, apa sih
yang seharusnya kita lakukan?. Jawabannya adalah bantulah mereka semampu kita.
Membantu tak selalu harus dengan materi. Namun, maksimalkanlah kemampuan atau
ilmu yang kita miliki dan salurkanlah kepada masyarakat yang membutuhkan tersebut.
Contoh
hal yang dapat kita lakukan seperti menggiatkan kegiatan perekonomian
masyarakat pinggiranyang berpedoman pada pencapaian ketahanan pangan seperti
usaha mikro kecil menengah (UMKM). Nah hal inilah yang dapat membantu
meningkatkan taraf ekonomi mereka dan mennumbuhkan semangat untuk mencapai
kehidupan yang lebih baik. Meskipun tak terlalu besar nilainnya. Selanjutnya
yaitu mencoba mengunggah kepedulian kita bersama terhadap kemiskinan. Harapan
tercapainya hal ini dapat terwujud jika warga yang kurang berkecukupan
menyadari potensi yang mereka miliki sehingga dapat dipergunakan dan
dikembangkan untuk memperbaiki kondisi kehidupannya dan kita sebagai relawan
dalam menghadapi permasalahan ini dapat bepihak dan bersatu padu untuk
bersama-sama memikirkan , merumuskan cara, bertindak dan terus mengevaluasi
diri.
Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini
kebanyakan masyarakat intelektual cenderung menumpuk di pusat kota, tanpa
disadari atau tidak kita jarang hidup berbaur dengan masyarakat yang memiliki
keadaan seperti ini. Maka dari itu kita diperlukan untuk membantu membangun dan
meningkatkan sumber daya manusia di pinggiran. Contoh sederhananya dapat
membuka tempat belajar atau Taman Bacaan untuk menggalakkan belajar untuk
mereka yang kurang mendapat fasilitas pendidikan. Khoirunnas ‘anfauhum linnas,
jadilah manusia yang bermanfaat tak hanya untuk diri sendiri. Namun bagi orang
lain yang membutuhkan bantuan kita pun harus kita penuhi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar