Kamis, 21 September 2017

Judul                    : Generasi Muda yang peduli
Sasaran                : Masyarakat daerah sub urban atau pinggiran kota

                Karakter atau mental seseorang dibangun dari lingkungan tempat mereka tinggal. Adapun orang yang tinggal di lingkungan tertata seperti perumahan atau ya sebut sajalah berkecukupan apapun kebutuhannya maka ia akan cenderung memiliki sikap lebih lemah dan kurang dapat menguasai diri akan kejamnya kehidupan. Sebaliknya orang yang hidup dengan keadaan serba kekurangan, tinggal di daerah yang rawan akan kejahatan, membanting tulang hanya untuk mendapatkan sesuap penghidupan, maka ia lebih siap dalam menghadapi segala kondisi yang mengharuskannya hidup lebih berat daripada mereka yang berkecukupan. Bukanlah mereka yang menginginkan kehidupan kejam seperti itu, namun keadaanlah yang memang memaksa mereka menerima kenyataan pahit tersebut. Kata kunci dari pernyataan ini adalah kemiskinan.
                Permasalahan tentang kemiskinan merupakan warisan sejarah yang tak kunjung usai, sebab dari dahulu kala sampai saat ini terus berlangsung secara terus menerus. Satu kata kemiskinan bercabang pada masalah lainnya, seperti dalam hal fasilitas pendidikan, pelayanan kesehatan, dan berbagai kebutuhan hidup lainnya. Mereka seharusnya terpelihara oleh negara, namun apa daya mengais-ngais perhatian dari pemegang kebijakan di negeri ini. Mereka lebih suka memakan kertas-kertas bukti identitas penduduk suatu negara untuk mensejahterakan diri sendiri tanpa memikirkan orang-orang dibawahnya. Keadilan adalah suatu kata yang tepat untuk mereka dapatkan
                Kita sebagai generasi muda penerus bangsa yang tentunya memiliki kecerdasan intelektual berkewajiban peduli dan mau memikirkan masyarakat dengan kondisi seperti ini. Bukan hanya untuk duduk dibangku ruang kuliah dan mendengarkan apa yang dosen berikan. Pikiran boleh jalan, tetapi hati adalah nadi dari seseorang untuk merasakan berbagai kondisi disekitar kita, sebagai makhluk soaial yang harus saling tolong-menolong. Lantas, apa sih yang seharusnya kita lakukan?. Jawabannya adalah bantulah mereka semampu kita. Membantu tak selalu harus dengan materi. Namun, maksimalkanlah kemampuan atau ilmu yang kita miliki dan salurkanlah kepada masyarakat yang membutuhkan tersebut.
                Contoh hal yang dapat kita lakukan seperti menggiatkan kegiatan perekonomian masyarakat pinggiranyang berpedoman pada pencapaian ketahanan pangan seperti usaha mikro kecil menengah (UMKM). Nah hal inilah yang dapat membantu meningkatkan taraf ekonomi mereka dan mennumbuhkan semangat untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Meskipun tak terlalu besar nilainnya. Selanjutnya yaitu mencoba mengunggah kepedulian kita bersama terhadap kemiskinan. Harapan tercapainya hal ini dapat terwujud jika warga yang kurang berkecukupan menyadari potensi yang mereka miliki sehingga dapat dipergunakan dan dikembangkan untuk memperbaiki kondisi kehidupannya dan kita sebagai relawan dalam menghadapi permasalahan ini dapat bepihak dan bersatu padu untuk bersama-sama memikirkan , merumuskan cara, bertindak dan terus mengevaluasi diri.
                 Seperti yang kita ketahui bahwa saat ini kebanyakan masyarakat intelektual cenderung menumpuk di pusat kota, tanpa disadari atau tidak kita jarang hidup berbaur dengan masyarakat yang memiliki keadaan seperti ini. Maka dari itu kita diperlukan untuk membantu membangun dan meningkatkan sumber daya manusia di pinggiran. Contoh sederhananya dapat membuka tempat belajar atau Taman Bacaan untuk menggalakkan belajar untuk mereka yang kurang mendapat fasilitas pendidikan. Khoirunnas ‘anfauhum linnas, jadilah manusia yang bermanfaat tak hanya untuk diri sendiri. Namun bagi orang lain yang membutuhkan bantuan kita pun harus kita penuhi.
               

                 
                 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar